Surga adalah tujuan akhir yang diidamkan oleh setiap Muslim. Namun, untuk mencapainya, seseorang harus menjalani hidup sesuai dengan ajaran Islam dan menjauhi perbuatan yang dapat menjadikannya terhalang dari rahmat Allah SWT. Dalam ajaran Islam, terdapat beberapa perbuatan yang disebutkan secara khusus dalam Al-Qur’an dan hadits yang dapat menjadi penghalang seseorang masuk surga. Berikut ini adalah lima hal tersebut, lengkap dengan penjelasan dan dalilnya.
1. Kesombongan
Pengertian Kesombongan dalam Islam
Kesombongan adalah sifat di mana seseorang merasa lebih baik dari orang lain dan enggan menerima kebenaran. Dalam Islam, sifat ini sangat dibenci karena menunjukkan ketidaktaatan kepada Allah SWT dan merendahkan sesama manusia.
Hadits Tentang Kesombongan
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji sawi dari kesombongan.”
(HR. Muslim)
Dalam hadits ini, Rasulullah SAW menegaskan bahwa kesombongan, sekecil apa pun, dapat menghalangi seseorang dari masuk surga. Kesombongan tidak hanya merugikan hubungan seseorang dengan Allah SWT tetapi juga dengan sesama manusia, karena sifat ini sering kali membuat seseorang enggan meminta maaf atau memperbaiki kesalahannya.
Contoh Kesombongan
Kesombongan dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti menolak nasihat, merasa superior terhadap orang lain, atau menganggap kebenaran hanya miliknya. Oleh karena itu, seorang Muslim harus senantiasa rendah hati dan menerima kebenaran dari siapa pun, tanpa memandang status atau kedudukan.
2. Memutus Silaturahmi
Pentingnya Menjaga Silaturahmi
Silaturahmi adalah salah satu ajaran penting dalam Islam yang mengajarkan untuk menjaga hubungan baik dengan keluarga dan kerabat. Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk tidak memutus tali silaturahmi karena tindakan ini dapat menyebabkan perpecahan dan hilangnya rahmat.
Hadits Tentang Memutus Silaturahmi
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (silaturahmi).”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan betapa besar dosa memutus silaturahmi sehingga dapat menghalangi seseorang dari rahmat Allah SWT. Memutuskan hubungan dengan keluarga atau kerabat tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga melemahkan ikatan sosial dalam masyarakat.
Cara Menjaga Silaturahmi
Untuk menjaga silaturahmi, seorang Muslim dianjurkan untuk saling mengunjungi, memberikan bantuan kepada keluarga yang membutuhkan, dan menyelesaikan perselisihan dengan cara yang baik. Bahkan, jika ada pihak keluarga yang bersikap tidak baik, Islam tetap menganjurkan untuk menjaga hubungan baik dengan mereka.
3. Durhaka kepada Orang Tua
Kedudukan Orang Tua dalam Islam
Berbakti kepada orang tua adalah salah satu kewajiban utama dalam Islam. Allah SWT menempatkan kewajiban ini setara dengan kewajiban menyembah-Nya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya.”
(QS. Al-Ahqaf: 15)
Hadits Tentang Durhaka kepada Orang Tua
Rasulullah SAW bersabda:
“Allah melaknat orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya.”
(HR. Ahmad)
Durhaka kepada orang tua merupakan salah satu dosa besar yang tidak hanya menghalangi seseorang masuk surga tetapi juga mendatangkan laknat Allah SWT. Perilaku durhaka mencakup segala bentuk tindakan yang menyakiti hati orang tua, baik secara fisik, verbal, maupun emosional.
Cara Berbakti kepada Orang Tua
Berbakti kepada orang tua dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti merawat mereka saat tua, mendoakan kebaikan untuk mereka, dan memenuhi kebutuhan mereka. Seorang Muslim juga dianjurkan untuk selalu berbicara dengan lemah lembut kepada orang tua, bahkan ketika mereka bersikap tidak adil sekalipun.
4. Memakan Harta Riba
Larangan Riba dalam Islam
Riba adalah praktik yang dilarang dalam Islam karena dianggap sebagai bentuk eksploitasi yang merugikan pihak lain. Allah SWT dengan tegas melarang riba dalam Al-Qur’an:
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”
(QS. Al-Baqarah: 275)
Hadits Tentang Riba
Rasulullah SAW bersabda:
“Allah melaknat pemakan riba, pemberi riba, pencatatnya, dan dua saksinya. Mereka semua sama.”
(HR. Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa semua pihak yang terlibat dalam transaksi riba mendapatkan dosa yang sama. Riba tidak hanya merugikan orang lain tetapi juga merusak keberkahan rezeki yang diterima.
Dampak Memakan Harta Riba
Orang yang memakan harta riba diancam dengan azab yang pedih di akhirat dan dijauhkan dari rahmat Allah SWT. Oleh karena itu, seorang Muslim harus memastikan bahwa rezeki yang diperoleh berasal dari sumber yang halal dan bebas dari unsur riba.
5. Menyakiti Tetangga
Pentingnya Menjaga Hubungan dengan Tetangga
Islam sangat menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan tetangga. Rasulullah SAW bahkan menyebutkan bahwa tetangga memiliki hak yang besar, setara dengan hak keluarga.
Hadits Tentang Menyakiti Tetangga
Rasulullah SAW bersabda:
“Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman.” Ditanyakan kepada beliau, “Siapa yang tidak beriman, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa menyakiti tetangga tidak hanya berdampak pada hubungan sosial tetapi juga mengurangi keimanan seseorang. Menyakiti tetangga mencakup segala bentuk tindakan yang dapat mengganggu kenyamanan dan keamanan mereka, seperti berbuat gaduh atau memfitnah.
Cara Berbuat Baik kepada Tetangga
Berbuat baik kepada tetangga dapat dilakukan dengan cara memberikan bantuan saat mereka membutuhkan, menjaga privasi mereka, dan menghindari tindakan yang dapat merugikan mereka. Islam juga menganjurkan untuk saling berbagi makanan dan menyapa tetangga dengan ramah.
Menjauhi Penghalang Surga: Kunci Menuju Keberkahan Abadi
Dengan menjauhi lima perbuatan di atas, seorang Muslim berusaha untuk membersihkan dirinya dari dosa-dosa yang dapat menghalangi masuk surga. Kesombongan, memutus silaturahmi, durhaka kepada orang tua, memakan harta riba, dan menyakiti tetangga adalah penghalang besar yang harus dihindari dengan sungguh-sungguh. Dengan senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta menjaga hubungan baik dengan sesama manusia, setiap Muslim dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih tempat di surga-Nya.