Nama Ustadz Derry Sulaiman sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Sosoknya dikenal sebagai pendakwah yang memiliki latar belakang unik mantan musisi cadas yang bertransformasi menjadi sosok religius dan inspiratif. Perjalanan hidupnya bukan sekadar kisah hijrah biasa, tetapi juga cerminan pencarian makna hidup yang dalam dan menyentuh banyak hati.
Masa Lalu Seorang Rocker
Sebelum dikenal sebagai ustadz, Derry Sulaiman merupakan gitaris dari band death metal terkenal Betrayer. Musik keras, kehidupan malam, dan gaya hidup bebas menjadi bagian dari kesehariannya kala itu. Namun, di balik gemuruh panggung dan tepuk tangan penonton, ada kekosongan batin yang tak bisa diisi dengan popularitas.
Dalam beberapa wawancara, Ustadz Derry Sulaiman mengakui bahwa masa lalunya penuh dengan pencarian jati diri. Ia sering merasa gelisah meski hidupnya tampak sukses secara materi dan karier. Pergaulan di dunia musik membuatnya dekat dengan gaya hidup urban yang glamor, tapi hatinya selalu terasa sepi.
“Panggung bisa memberikan tepuk tangan, tapi tidak selalu menghadirkan ketenangan.”
Titik Balik dalam Kehidupan Ustadz Derry Sulaiman
Perubahan besar dalam hidup Derry terjadi setelah ia melakukan perjalanan ke Bali. Di sana, ia menemukan lingkungan yang membuatnya berpikir ulang tentang arah hidup. Ia mulai merenungi tujuan hidup manusia dan makna sebenarnya dari kebahagiaan.
Sebuah pertemuan dengan komunitas pengajian menjadi titik awal hijrahnya. Derry mulai belajar tentang Islam secara mendalam, mempelajari makna syukur, dan menyadari bahwa hidup bukan hanya tentang ketenaran.
Tahun 2000-an menjadi momen penting dalam transformasinya. Ia meninggalkan dunia musik keras, mengganti gitar dengan Al-Qur’an, dan memulai langkah sebagai pendakwah. Bukan hal mudah, namun keyakinannya membuatnya tetap teguh dalam jalan baru tersebut.
“Allah bisa membolak-balikkan hati manusia kapan saja. Dan ketika Dia memanggil, tidak ada alasan untuk menolak.”
Perjalanan Dakwah yang Menginspirasi

Kini, Ustadz Derry Sulaiman dikenal sebagai sosok pendakwah yang mampu berbicara dengan bahasa yang sederhana namun menyentuh. Ia sering berdakwah di berbagai kota, dari masjid besar hingga di jalanan, dari komunitas motor hingga kalangan artis.
Yang membuatnya berbeda adalah gaya dakwahnya yang tidak menggurui. Ia tidak datang dengan nada tinggi atau penuh kecaman, melainkan dengan empati dan pengalaman pribadi yang relevan bagi banyak orang.
“Dakwah bukan soal siapa yang paling suci, tapi siapa yang paling peduli.”
Ustadz Derry sering kali mengangkat tema tentang kehidupan, keikhlasan, dan pentingnya memperbaiki diri. Ia menekankan bahwa setiap orang punya kesempatan untuk berubah, apa pun masa lalunya.
Pesan Kehidupan dalam Lagu Religi
Meskipun meninggalkan dunia musik metal, Ustadz Derry Sulaiman tidak pernah meninggalkan musik sepenuhnya. Ia justru menjadikan musik sebagai sarana dakwah. Lagu-lagu ciptaannya seperti Bidadari Surga, Dunia Sementara Akhirat Selamanya, dan Dua Dunia menjadi hits di kalangan pendengar musik religi.
Lirik-liriknya sarat makna, penuh pesan moral, dan menggambarkan perjalanannya dari dunia gelap menuju cahaya iman. Banyak orang yang mengaku tersentuh dan termotivasi untuk berubah setelah mendengar lagu-lagu Derry.
“Musik bisa jadi jalan menuju kebaikan, asal niatnya benar dan pesannya mengajak kepada kebenaran.”
Pengaruh Besar di Kalangan Anak Muda
Salah satu kekuatan Ustadz Derry Sulaiman adalah kemampuannya menjangkau kalangan muda. Latar belakangnya sebagai mantan musisi membuatnya lebih mudah diterima oleh generasi muda yang mencari sosok panutan tanpa jarak.
Ia sering hadir dalam acara keagamaan bertema hijrah youth, mengisi kajian, bahkan berinteraksi langsung dengan anak muda yang sedang berjuang meninggalkan masa lalu kelam. Dengan cara bicara yang lugas, humoris, dan realistis, Derry berhasil membuat agama terasa dekat dan mudah dipahami.
“Anak muda butuh sosok yang bisa merangkul, bukan yang sekadar menunjuk dan menghakimi.”
Kehidupan Pribadi yang Sederhana
Meski namanya besar, Ustadz Derry Sulaiman menjalani hidup sederhana di Bali bersama keluarganya. Ia lebih suka hidup tenang, bertani, dan berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Kehidupan yang jauh dari sorotan media justru membuatnya semakin dihormati.
Ia juga aktif dalam kegiatan sosial, membantu korban bencana alam, mendukung anak yatim, serta menggalang dana untuk pembangunan masjid di daerah terpencil. Bagi Derry, amal nyata jauh lebih penting daripada popularitas.
“Ketenangan sejati bukan saat kita terkenal, tapi saat kita merasa cukup dengan apa yang Allah berikan.”
Ustadz Derry dan Pandangan Tentang Dunia Modern
Dalam banyak ceramahnya, Ustadz Derry Sulaiman sering membahas bagaimana manusia modern terjebak dalam kesibukan dunia yang fana. Ia menyoroti bagaimana media sosial membuat orang berlomba mencari pengakuan, namun kehilangan arah spiritual.
Baginya, dunia digital bukan musuh, tetapi harus digunakan dengan bijak untuk kebaikan. Ia bahkan aktif di media sosial, membagikan pesan-pesan inspiratif dan dakwah ringan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
“Kalau media sosial bisa membuat orang rusak, berarti bisa juga digunakan untuk menyebarkan kebaikan. Tergantung siapa yang memegangnya.”
Kolaborasi dengan Tokoh dan Komunitas Hijrah
Kiprah Ustadz Derry Sulaiman tidak bisa dilepaskan dari gerakan hijrah yang kini marak di kalangan selebriti dan anak muda. Ia kerap diundang menjadi pembicara di acara Hijrah Fest, Kajian Musisi Hijrah, serta berbagai kegiatan komunitas seperti Shift Pemuda Hijrah dan Sahabat Hijrah Indonesia.
Selain itu, ia juga menjalin persahabatan dengan beberapa ustadz muda seperti Ustadz Hanan Attaki dan Ustadz Khalid Basalamah. Kolaborasi mereka sering menghadirkan pesan-pesan keislaman yang ringan namun mengena di hati masyarakat urban.
“Setiap orang punya caranya sendiri dalam mendekat kepada Tuhan. Tugas kita bukan menilai, tapi saling mengingatkan.”
Dari Panggung Musik ke Panggung Dakwah
Transformasi Ustadz Derry Sulaiman menjadi ustadz dianggap sebagai salah satu kisah hijrah paling inspiratif di Indonesia. Ia membuktikan bahwa siapa pun bisa berubah menjadi lebih baik, tanpa harus kehilangan jati diri.
Bagi Derry, panggung dakwah jauh lebih bermakna daripada panggung musik. Jika dulu ia berdiri di depan ribuan orang untuk menghibur, kini ia berbicara di hadapan jamaah untuk menyentuh hati dan menuntun pada kebaikan.
“Dulu saya main gitar untuk mencari tepuk tangan. Sekarang saya berbicara untuk mencari ampunan.”
Ustadz Derry di Mata Publik
Banyak masyarakat menilai Ustadz Derry Sulaiman sebagai sosok yang autentik. Ia tidak berpura-pura suci atau menghapus masa lalunya. Justru, ia sering menceritakan masa lalunya sebagai pelajaran agar orang lain tidak jatuh ke lubang yang sama.
Media sosialnya dipenuhi komentar positif dan testimoni dari orang-orang yang merasa terinspirasi. Banyak pemuda yang mulai meninggalkan kebiasaan buruk setelah mendengarkan ceramahnya atau menonton video singkat dakwahnya di internet.
“Ketulusan adalah bahasa yang bisa dimengerti oleh semua orang, tanpa perlu banyak kata.”
Warisan Pemikiran dan Pengaruh Dakwah
Lebih dari sekadar penceramah, Derry Sulaiman telah menjadi simbol harapan bagi mereka yang ingin berubah. Ia menunjukkan bahwa hijrah bukan berarti menghapus masa lalu, tapi memperbaikinya dengan amal baik.
Melalui dakwahnya, Derry terus mengingatkan bahwa setiap manusia punya kesempatan untuk memperbaiki diri, tak peduli seberapa kelam masa lalunya. Ia juga mengajarkan bahwa ketenangan bukan datang dari kemewahan, melainkan dari kedekatan dengan Tuhan.
“Hidup ini singkat, tapi cukup panjang untuk memperbaiki diri dan memohon ampun.”
Inspirasi untuk Generasi Masa Kini
Perjalanan hidup Ustadz Derry Sulaiman menjadi inspirasi bagi banyak orang terutama generasi muda yang sedang berjuang menemukan arah hidup. Dari dunia musik yang bising menuju ketenangan dakwah, Derry membuktikan bahwa perubahan adalah hal yang indah jika dijalani dengan niat tulus.
Kini, suaranya tidak lagi bergema di panggung konser, tapi di masjid, pesantren, dan hati jutaan umat yang mendengarkan setiap pesan kebaikannya. Dan setiap kali ia berbicara, suaranya seolah mengingatkan kita bahwa setiap manusia punya kesempatan kedua.
“Setiap hari adalah kesempatan baru untuk kembali kepada Allah. Tak peduli sejauh apa kita pernah pergi, pintu-Nya selalu terbuka.”