Islam sebagai agama yang menyeluruh mengatur hampir seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam hal kebersihan dan perawatan tubuh. Salah satu bagian tubuh yang mendapat perhatian khusus dalam syariat Islam adalah kuku. Memotong kuku bukan hanya merupakan kebiasaan bersih-bersih, tetapi juga bagian dari sunnah fitrah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Dalam artikel ini, kita akan mengupas secara rinci dan mendalam mengenai tata cara, waktu terbaik, adab, serta makna spiritual di balik praktik memotong kuku dalam Islam.
Makna Fitrah dalam Islam dan Keterkaitannya dengan Kuku
Apa Itu Fitrah?
Fitrah adalah karakter dasar manusia yang mengarah pada kebersihan, kemurnian, dan ketertiban. Dalam Islam, ada sepuluh fitrah yang telah disebutkan Rasulullah SAW yang menjadi bagian dari ajaran agama dan kebiasaan hidup sehat, sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah:
“Sepuluh perkara termasuk fitrah: mencukur rambut kemaluan, khitan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, memendekkan kumis, bersiwak, mencuci ruas jari, mencuci lubang hidung, mencukur rambut sekitar kemaluan, dan membasuh air setelah buang air.” (HR. Muslim)
Fungsi Memotong Kuku sebagai Penjaga Fitrah
Kuku yang panjang dapat menjadi tempat berkembang biaknya kuman dan najis. Karena itu, syariat menganjurkan agar kuku tidak dibiarkan terlalu lama tanpa dipotong. Perbuatan memotong kuku menjadi bentuk konkret dari usaha menjaga kebersihan lahir dan batin.

Urutan Memotong Kuku: Adakah Tuntunannya dalam Islam?
Memotong Kuku Tangan
Para ulama menjelaskan bahwa meskipun tidak ada hadits shahih yang secara eksplisit menyebut urutan potong kuku, prinsip mendahulukan kanan dalam segala kebaikan dapat diterapkan. Ulama seperti Imam Nawawi menyarankan untuk memulai dari tangan kanan, dimulai dari jari telunjuk ke arah kelingking, dan berakhir di ibu jari. Lanjutkan dengan tangan kiri dari kelingking ke ibu jari.
Memotong Kuku Kaki
Demikian pula dengan kaki. Mulailah dari kaki kanan (kelingking ke ibu jari), kemudian lanjutkan ke kaki kiri dari ibu jari ke kelingking. Urutan ini mencerminkan keutamaan sisi kanan dalam Islam yang dianjurkan dalam banyak aktivitas kebaikan.
Panduan Lengkap Praktis
Berikut adalah urutan praktis yang dapat diterapkan:
- Tangan kanan: telunjuk, tengah, manis, kelingking, ibu jari.
- Tangan kiri: kelingking, manis, tengah, telunjuk, ibu jari.
- Kaki kanan: kelingking ke ibu jari.
- Kaki kiri: ibu jari ke kelingking.
Waktu Terbaik Memotong Kuku Menurut Islam
Hari yang Dianjurkan
Memotong kuku pada hari Jumat sangat dianjurkan karena hari tersebut merupakan hari paling utama dalam sepekan. Beberapa ulama juga menyebutkan hari Kamis dan Senin sebagai hari-hari yang baik untuk memotong kuku karena kebiasaan para salafus shalih dan nilai-nilai kebersihan yang dikandungnya.
Batas Maksimal Tidak Memotong Kuku
Rasulullah SAW memberi batas waktu maksimal untuk tidak memotong kuku, mencukur bulu kemaluan, dan mencabut bulu ketiak yaitu tidak lebih dari empat puluh hari. Anas bin Malik RA meriwayatkan:
“Kami diberi tenggat waktu dalam mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan untuk tidak dibiarkan lebih dari empat puluh malam.” (HR. Muslim)
Melampaui batas ini dianggap makruh karena menunjukkan kelalaian dalam menjaga kebersihan.

Adab Memotong Kuku Menurut Islam
Niat
Seperti dalam banyak amalan, niat memegang peranan penting. Niat memotong kuku hendaknya didasarkan pada keinginan untuk menjaga kebersihan diri, mengikuti sunnah Rasulullah, dan memperoleh ridha Allah.
Membaca Basmalah
Membaca “Bismillah” sebelum memulai termasuk kebiasaan yang baik dalam memulai aktivitas harian agar mendapatkan keberkahan.
Tidak Dilakukan di Tempat Najis
Hindari memotong kuku di tempat yang tidak layak, seperti kamar mandi atau toilet, agar tidak merendahkan bagian tubuh yang merupakan ciptaan Allah.
Perlakuan terhadap Potongan Kuku
Para ulama madzhab Syafi’i menganjurkan untuk mengubur potongan kuku sebagai bentuk penghormatan terhadap anggota tubuh. Alternatifnya, buang ke tempat sampah yang layak, jangan dibiarkan berserakan.
Hukum Memotong Kuku Saat dalam Keadaan Khusus
Saat Ihram
Dalam ihram (haji atau umrah), memotongkuku dilarang kecuali dalam kondisi darurat atau kebutuhan mendesak. Jika dilakukan dengan sengaja tanpa alasan syar’i, maka pelanggaran ini mewajibkan fidyah (denda).
Saat Haid atau Junub
Tidak ada larangan yang shahih mengenai memotongkuku saat haid atau dalam keadaan junub (belum mandi besar). Namun sebagian ulama menganjurkan agar seseorang menunda memotongkuku atau rambut sampai ia bersuci, sebagai bentuk kehormatan terhadap bagian tubuh yang akan dipotong.

Hikmah dan Filosofi Spiritual Memotong Kuku
Simbol Kepekaan terhadap Kebersihan
Islam mengajarkan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Dengan rutin memotongkuku, seorang muslim dilatih untuk peduli terhadap kebersihan diri dan lingkungannya.
Ketertiban dan Disiplin
Rutinitas memotongkuku secara teratur mengajarkan disiplin dan manajemen waktu. Islam mengajarkan keteraturan dalam segala aspek kehidupan, dan ini tercermin dalam hal-hal sekecil perawatan kuku.
Cerminan Kepribadian
Seseorang yang merawat kukunya dengan baik menunjukkan karakter yang bersih, rapi, dan bertanggung jawab terhadap amanah tubuh yang diberikan Allah.
Merawat Kuku, Menjaga Fitrah: Refleksi Spiritual di Balik Sunnah Memotong Kuku
Memotongkuku bukan sekadar rutinitas harian, tetapi merupakan ibadah yang bernilai spiritual dalam ajaran Islam. Praktik ini mencerminkan perhatian Islam terhadap kebersihan, keteraturan, dan etika yang tinggi terhadap tubuh manusia. Dengan memahami cara memotongkuku yang sesuai sunnah, memilih waktu terbaik, memperhatikan adab, serta menghindari larangan, kita telah meneladani ajaran Rasulullah SAW secara utuh.
Dalam dunia yang penuh kesibukan ini, merawat kebersihan diri, sekecil apapun tindakannya, menjadi bentuk nyata ketaatan dan kecintaan kita terhadap sunnah Nabi.